Siang itu, di bawah bayang-bayang Gunung Sinabung yang masih
menyemburkan asap dan lava, puluhan warga Desa Sukandebi menyambut kedatangan
Tim Safari Dakwah dari Dewan Dakwah.
Tim Safari terdiri Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) M
Natsir, Misbahul Anam MA, dan Humas LAZIS Dewan Dakwah Nurbowo. Mereka
didampingi aktivis senior PII (Pelajar Islam Indonesia) Tanah Karo Ustadz Ilyas
Tarigan, da’i muda Dewan Dakwah yang bertugas di Karo, dan relawan LAZ Ulil
Albab Medan.
Di hadapan seluruh jamaah yang meluberi masjid, Ustadz Anam
menitipkan da’i muda alumnus STID M Natsir, Ustadz Mardjoni, untuk mendampingi
jamaah selama setahun ke depan. Ustadz Mardjoni, da’i asal Sambas Kalimantan
Barat, menggantikan Ustadz Maulana Yusuf yang sudah bertugas setahun kemarin.
Sebagai penghormatan, kedatangan Ustadz Mardjoni dan Tim
Safari disambut dengan ritual dan menu istimewa yang biasa disajikan dalam
pesta adat setempat. Tentu saja ritualnya tidak menggandung kemusyrikan maupun
menu haram. ‘’Ini namanya Mejuahjuah, adat penghormatan kepada tamu penting,’’
terang Ustadz Ilyas.
Oleh sesepuh adat setempat, Ustadz Anam dan Nurbowo
dikalungi Uis, kain tenun khas Karo hasil kerajinan tangan kaum ibu setempat.
Kemudian, para tamu dipersilakan bersantap dengan tiga macam menu pesta adat
yang disebut Tasak Telu.
Tasak Telu terdiri bubur jagung-ayam (cipera), cincang daun
singkong, dan sayur lodeh ayam. Warga Karo non-muslim biasanya memasak Tasak
Telu dengan bahan daging babi dan darah ayam (geto). ‘’Kalau Tasak Telu buatan
jamaah Masjid Al Ikhlas ini insya Allah halal,’’ kata Ustadz Mardjoni sambil
tersenyum. *** lazisdewandakwahpusat.org
No comments :